Menjadi Penulis Hebat
Menulis butuh latihan |
Bismillah....
Teman-teman ada yang suka menulis tapi tulisannya gak jadi-jadi? Ingin menjadi penulis hebat dan menerbitkan buku-buku best seller tapi malas mengasah kemampuan menulis? Ingin jadi penulis terkenal sekelas Tere Liye, Asma Nadia, Habiburahman El-shirazy dan penulis terkenal lainnya tapi tidak pernah mengahasilkan karya terbaik?
Ya..itu adalah saya huhuhu....saya tuh suka menulis. Saya ingin menulis apapun...
Bahkan sayapun punya mimpi untuk menjadi penulis hebat.
Kenapa menulis?
Menulis bagi saya adalah cara menyampaikan sesuatu yang tak bisa disampaikan secara lisan (karena saya termasuk orang yang irit berbicara hehhee....)
Menulis itu menyenangkan, bisa menuangkan rasa dan ide. Terlebih tulisan kita disukai banyak orang, tentu itu akan lebih menyenangkan. Yang masih menjadi kendala adalah rasa malas yang menggelayuti jari untuk menari-nari menggoyangkan pena. Padahal kemampuan menulis itu akan terasah seiring sejalan dengan rajinnya kita menulis. Bisa menulis apa saja yang penting menulis.
Akan sangat mudah menuliskan pengalaman pribadi/ curhat yang terkadang berisi banyak keluhan yang sebetulnya memberikan pengaruh atau efek yang buruk bagi pembacanya. Ingat kan emosi itu menular. Bagusnya dengan menulis emosi yang ditularkan adalah emosi positif.
Saya mempunyai ketertarikan menulis sejak masa putih –biru. Punya beberapa buku diary yang berisi curhatan seorang remaja pada masanya. Banyak membaca beberapa buku novel dan cerpen, angan-angan mulai menjauh melangit. “Andai saya bisa membuat tulisan yang bagus seperti ini”, pikirku.
Menjadi penulis hebat tinggal harapan, tak pernah diasah, akhirnya angin-anginan, kadang punya semangat yang tinggi sampai semrawut di alam pikiran tentang apa yang ingin dituliskan.
Sampai sini ada yang punya pengalaman sama? Hehehee....
Saya pernah dapat motivasi hebat dari sebuah Komunitas Menulis yang saya ikuti. Kata-kata ini dari seorang penulis bernama Tendi Murti beliau mengatakan “MENULIS UNTUK PERADABAN” keren kan? Peradaban gitu lhooo....., tulisan yang kita tulis harus berpengaruh dalam artian memberikan perubahan pembacanya.
Ketika tulisan kita bisa merubah jutaan orang, maka kita bisa merubah peradaban. Maka dari itu, ketika kita punya mimpi ingin mewujudkan sebuah kebaikan dengan jalan menulis. Maka seharusnya menulis bukanlah hanya sekedar suka tidak suka, mau tidak mau lagi tapi menjadi sebuah KEHARUSAN. Jadi, menurut saya untuk menjadi penulis hebat, harus memiliki karya hebat yang berpengaruh untuk pembacanya.
“Saya Ingin menjadi penulis hebat, menulis buku, menerbitkan dan memberikan pengaruh kebaikan untuk jutaan orang”
(Sepertinya ini masih menjadi angan-angan saja. Huhu....)
Tapi... Semoga Allah perkenankan saya jadi penulis hebat dan ini bukan berupa angan-angan semata. Tapi ini adalah sebuah HARAPAN.
Iya, harapan yang HARUS terwujud. Maka dari itu, karena ini sebuah harapan saya HARUS pula berusaha mewujudkannya menjadi nyata. Bukan sekedar angan-angan yang menari-nari dalam mimpi tanpa berupaya bangun dan bangkit dari tidur yang lelap.
Harapan dan angan-angan adalah dua hal yang berbeda, meski kerap keduanya sering diartikan sama. Mengutip dari bukunya Shane J Lopez dalam bukunya yang berjudul “Making Hope Happen” bahwa “harapan adalah sebuah keyakinan akan masa depan yang lebih baik dan disaat yang bersamaan muncul keberdayaan untuk mewujudkan hal tersebut. Sementara itu, angan-angan sebuah keinginan akan sesuatu yang terjadi di masa depan, dimana keinginan tersebut tidak didasari oleh keinginan yang kuat bahwa hal tersebut akan terjadi. Disaat yang bersamaan juga tidak ada kuasa atau kendali di dalam mewujudkan hal tersebut”.
Ingin menjadi penulis hebat tanpa menulis adalah sesuatu yang imposible. Yang namanya penulis ya harus berkarya melalui tulisan. Itulah yang terjadi sebelum hari ini. Mood yang turun naik, kadang bisa meluap-luap bersemangat menulis, namun tiba-tiba jatuh sedalam-dalamnya menuju kemalasan yang menggelayuti jari untuk menari-nari menggoyangkan pena. Padahal kemampuan menulis itu akan terasah seiring sejalan dengan rajinnya kita menulis. Bisa menulis apa saja yang penting menulis.
Dan inilah beberapa ikhtiar saya dalam mewujudkan HARAPAN yang sempat terhempas menjadi angan-angan tersebut. Mungkin teman-teman bisa mengartikan ini sebagai tips agar senantiasa selalu termotivasi untuk terus mengasah kemampuan menulis :
Luruskan niat. Kenapa? Ya..karena niat ini yang akan menentukan arah tulisan dan tujuan kita menulis. Kalau saya tadi, ingin agar orang mendapatkan manfaat dari tulisan yang saya buat. Jadi bukan karena ingin terkenal atau untuk mengumpulkan rupiah dalam dompet kita. Terkenal dan berpenghasilan itu bonus. Tujuan utamanya tetap menyampaikan kebaikan lewat tulisan. Jadi tulisan kita akan terarah untuk menuliskan sesuatu yang memberikan efek yang baik bagi pembacanya. Sampaikanlah dari hati, maka akan sampai ke hati.
Amankan ruhiyah. M Faudzil Adzim mengatakan bahwa “diluar kecerdasan otak, sikap mental yang baik,dan kekuatan motivasi, faktor yang sangat berperan dalam kehebatanmu dalam menulis adalah kejernihan spiritual. Kondisi ruhani kita berpengaruh besar terhadap ketajaman otak kita, kekuatan fisik kita, dan kecemerlangan pikiran kita.” Nah lho....ini artinya sebelum kita menulis selalu melibatkan Allah dan meminta petunjuk kepada Allah. Kita berdo’a agar Allah membimbing kita untuk menuliskan sesuatu yang berkah untuk kita sebagai penulis maupun pembaca. Sehingga menjadi amal jariah yang tidak akan pernah putus.
Memiliki komitmen untuk selalu menulis. Misal kita berkomitmen untuk menulis setiap hari dengan tema yang berbeda atau kita bisa menuliskan apa saja yang penting menulis. Tidak perlu risau dengan bahasa dan gaya tulisan kita. Jadikan ini sebagai proses belajar yang ketika menjalaninya dengan konsisten tulisan kita akan semakin baik dan kita bisa tahu jenis tulisan yang sesuai dengan diri kita. kita bisa memilih sendiri media apa yang akan kita gunakan untuk menampung tulisan kita.
Banyak membaca. Beberapa teori mengatakan bahwa kualitas tulisan kita bisa ditingkatkan dengan banyak membaca. Sehingga wawasan kita menjadi lebih luas. Jadi jangan malas membaca ya. Kemampuan menulis ini harus diimbangi dengan banyak membaca.
Bergabung dengan komunitas. Yupz...dengan bergabung dengan komunitas yang sesuai dengan minat kita akan memotivasi kita untuk mengembangkan kemampuan menulis kita. karena disana kita akan dipertemukan dengan orang-orang yang satu visi dan misi untuk menebar kebaikan lewat pena.
Belajar tata Bahasa Indonesia. Ini sangat penting karena kualitas tulisan kita tidak hanya dinilai dari isinya saja tapi juga dari tata cara penulisannya yang harus sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.
Percaya diri. Jadilah orang terbuka yang siap di kritik dan mem-publish tulisan kita. Anggaplah kita ini sudah menjadi penulis hebat.
Begitulah teman-teman, itulah ikhtiar yang saya lakukan semoga ada manfaatnya. Do’akan ya, saya bisa menjadi penulis hebat dan minimal sekali seumur hidup bisa menerbitkan buku. Aamiin....
Yang punya harapan sama, saya do’akan juga mudah-mudahan Allah mudahkan ikhtiarnya.
Sekali lagi Kenapa harus menulis?
“Karena saya ingin meninggalkan jejak hidup yang tak terbatas ruang dan waktu” seperti kutipan dari mbak Helvi Tiana Rosa bahwa “Kalau usiamu tak mampu menyamai usia dunia, maka menulislah. Menulis memperpanjang ada-mu di dunia dan amalmu di akhirat kelak”.
Dengan menulis akan menumbuhkan kepekaan tentang dunia dan menumbuhkan gagasan kritis dalam menghadirkan solusi. Dengan menulis bisa mengajak orang untuk berbuat dan bangkit. Dengan menulis kita menghimpun pahala, ketika yang ditulis adalah sebuah kebaikan yang bisa mengubah seseorang menjadi lebih baik lagi maka pahala kebaikanpun insya Allah akan sampai kepada penulisnya.
Luruskan niat karena Allah bukan karena popularitas dan materi keduniaan yang tak kekal, tapi hadirkan sebuah keinginan untuk memberikan manfaat serta perbaikan kepada diri dan orang lain“Menulis dari hati akan sampai ke hati, karena disana ada cinta yang disisipkan yaitu sebuah keyakinan, sebuah keinginan bahwa semoga yang membaca buku saya merasakan manfaatnya” (Tendi Murti).
Salam Calon Penulis Hebat
Ummu_Ifa
Aku banget tuh, dulu kalau mau menulis suka bingung mau dimulai darimana, mau bahas apa, kata-katanya blm bisa dirangkaikan. Semoga tulisan ini bisa menjadi tambahan ilmu untuk aku dalam menulis.
BalasHapusMbak...vi,tulisannya udah keren-keren...memginspirasi aku mbk...doakn aku konsisten menulis...😘
HapusGood article, keep writing ya umminya Alifa :)
BalasHapuswah mba..sama karo aku to...tulisannya masih ada disana sini di buku diary...ya mba betul banget..semuanya dan yg terasa sangat nikmat itu..inspirasi yg ada akan mengalir karena kita berusaha mendekat padaNya...ya Allah..memang Allah pemilik segalanya...jika diijinkan semoga Allah membuat kita semua bisa saling menginspirasi ya mba..hingga tulisan kita mnjdi ladang pahala samapi ajal menjemput seperti kata mba helvy itu..amin
BalasHapuswah mba..sama karo aku to...tulisannya masih ada disana sini di buku diary...ya mba betul banget..semuanya dan yg terasa sangat nikmat itu..inspirasi yg ada akan mengalir karena kita berusaha mendekat padaNya...ya Allah..memang Allah pemilik segalanya...jika diijinkan semoga Allah membuat kita semua bisa saling menginspirasi ya mba..hingga tulisan kita mnjdi ladang pahala samapi ajal menjemput seperti kata mba helvy itu..amin
BalasHapusMasya Allah.. Jazakillah Khair Ibu🌻 Tulisanmu begitu memotivasi.. kalau saja link blog ini tidak ku buka, mungkin aku tidak akan mendapatkan ilmu seperti sekarang ini🌈Sempat bingung dari mana harus memulai... Seperti yang ibu bilang, Semangat menulis ini terkadang naik turun;).. tapi Bismillah ✊
BalasHapus