Teladanku Teladanmu





Ibu adalah teladan...

Selain itu, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Begitulah ungkapan yang sering kita dengar.

Dan pengalaman pun membuktikannya..

Ini beberapa pengalaman saya dan Alifa :



Foto di atas adalah foto ketika Alifa sebelum masuk TK. Dia sering sekali melihat saya dan memperhatikan apa yang saya pakai. Di foto nampak Alifa mengenakan jilbab yang kebesaran. Ya iyalah...itu adalah jilbab saya. Ketika saya tanya, “ Alifa kenapa pakai jilbab umi? “sambil tersenyum dia menjawab “kan pengen kayak umi kerudungnya besar”

MasyAllah…..
Ini awal yang baik, minimal dia tahu kalau jilbab yang sesuai dengan tuntunan yang Allah perintahkan dalam Q.S An-Nur : 31

…...Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya,.....

Lengkapnya teman-teman buka mushafnya masing-masing ya..silahkan direnungi isinya, biar lebih cepat memahaminya baca juga terjemahannya. Yang belum punya mushaf terjemahan bisa order di saya hehe..*maaf iklan 😅

Buku yang disamping fotopun bisa order ke saya juga hihihi…
Yang anaknya laki-laki ada seri mendidik anak untuk laki-lakinya juga..*maaaf iklan lagi 😬

Oke back to…

Selain itu, di foto tersebut Alifa sedang berusaha memakai kaos kaki punya saya juga…
Saya tanya lagi kenapa harus pakai kaos kaki? Dan jawabannya adalah…”ya iyalah ini kan aurat”

Hehe..iya sih..dulu kalau dia nanya juga, saya suka jawabnya gituh…”ini kan termasuk aurat makanya harus ditutup”. Daann taraaa...dia mengamalkan apa yang dia tahu…hehe... Meskipun tidak konsisten..hehe..ya iyalah dia kan masih kecil, lagian belum berkewajiban. Ah kadang suka repot juga pas mau berangkat kemana gituh..eh si dia ikut riweuh nyari kaos kaki dan manset. "Duhh Al...gpp atuh kataku, teteh kan masih kecil, belum jadi kewajiban.jadi gak apa-apa tidak pakai kaos kaki juga. Nanti kalau sudah besar mah harus yah..." dan dia jawab " kalau sudah jadi teteh-teteh SMP ya?". "Iyesss..

Senang alhamdulillah….
Walaupun dalam usianya yang baru 4,5 tahun dia belum paham benar apa itu aurat,kenapa harus ditutup? Tapi dia sudah mendapatkan model yang tepat untuk dicontoh dan ditiru. 

*(silahkan teman-teman buka lagi QS.An-Nur tadi.. Kelanjutan ayatnya membahas tentang siapa saja yang boleh dan tidak boleh melihat aurat kita).

Dan model itu adalah ibunya, orang yang paling dekat dengannya. Rasa percaya tumbuh bahwa apapun yang dilakukan ibunya adalah benar di mata sang anak. Karena anak dalam usia-usia ini belum tahu hukum benar atau salah. Yang dia tahu, selama ibu nya melakukan sesuatu,itu yang akan dia tiru.

*Semoga kelak ketika ia sudah baligh dia sudah benar-benar faham bukan hanya sekedar mengikuti saja. Dan bisa istiqomah menjalankannya. 

Gak kebayang kalau ibu sebagai madrasah pertama melakukan hal-hal negatif dan si anak menyaksikan itu semua, bisa jadi dia akan mengikutinya. Misal ketika sang ibu marah-marah, ibu melemparkan barang yang ada di sekitarnya dan anak melihat itu semua. Maka dipastikan anakpun akan mencontohnya. Ketika dia marah, akan melemparkan barang-barang yang ada disekitar seperti apa yang dilakukan ibunya.

Jadi, hati-hati ibu….anak adalah peniru yang ulung. Berhati-hati dalam bertindak, berkata, dan bersikap.

Saya pribadi, merasakan bahwa anak saya mengajarkan saya banyak hal. Dia ibarat alarm pengingat agar saya bisa lebih baik lagi.
Dialah yang mengajarkan tentang sabar,ikhlas serta syukur. Banyak hal ajaib yang membuat saya takjub dalam setiap perkembangannya.

Dia yang tetap ingin bersama dan memeluk kita disaat kita memarahinya atas kesalahan yang sebetulnya diapun tidak mengerti. Kitalah yang tidak sabar menghadapinya dan langsung men-judge anak dengan sebutan nakal. Dan anak tidak pernah menyimpan dendam, dia yang tetap merangkul kita. Dia ytetap tersenyum denga kita. 

Kitalah yang sudah lebih lama di dunia ini, harusnya kitalah yang lebih bisa memahami anak atas ketidaktahuannya tentang apa yang ada di tempatnya sekarang.

Foto selanjutnya saat saya bazar buku..




Dia sangat antusias ingin bantuin umi jualan. MasyAllah terharu saya, sebegitu baiknya dia.
Dia yang selalu setia menemani tanpa pernah mengeluh. Darinya saya belajar tentang syukur. Apapun yang yang terjadi dia selalu menampakan wajah yang ceria.

*yang mau order buku boleh hub. saya, masih banyak perlengkapan muslimah lainnya juga lhoo..😃 iklaaaan…


Dan hari ini, dengan penuh semangat dia bilang mau jualin sticker do’a. Saya tanya “emang teman-temannya mau beli?” dia jawab iya. Dia yakin sekali, sambil dia cerita. Bahwa dia bilang ke teman-temannya di sekolah kalau di rumah Alifa punya sticker do’a yang ditempel disetial sudut rumah. Terus katanya, dia tawari ke teman-temannya. Dan ada beberapa teman yang bilang mauuu.., dia jawab "boleh, ada di jualan umi teteh Alifa di rumah". Saya tertawa, apalagi pas dia bilang kalau dia gak mau jadi dokter tapi kepingin jadi tukang sticker. Hahaha....udah biasa sih..tiap saat citacitanya berubah. Kalau lagi lihat uminya ngajar bilangnya mau jadi guru. Pas lihat uminya lagi nulis, kepingin jadi tukang nulis hihi..pas uminya jualan buku kepingin jadi tukang jualab buku. Kalau dia sih sebutan buat saya adalah bos buku. Hahaha...aamiin deeh...

Hhmm...dipikir-pikir sebetulnya ini adalah bentuk dukungan dan kebanggaan anak terhadap apa yang saya lakukan. Dia begitu menghormati dan menghargai aktivitas yang saya jalani. Dia membuat saya merasa dihargai dan menumbuhkan semangat serta kepercayaan diri. Betapa dia sangat sangaatt mengidolakan ibunya yang sebetulnya jauh dari kesempurnaa. 

*Do'akan umi bisa jadi ibu yang baik ya nakk. 😭 sampai hari ini merasa banyak sekali kekurangan dalam mendampingi tumbuh kembangmu.maafkaaan umii...


Sesaat sebelum dia berangkat sekolah sambil saya menyuapi Alifa. 

Saya ragu, anak TK? Apa iya...tapi tak apalah saya izinkan dulu dia bawa sticker do’a untuk dijual ke teman-temannya yang sudah pesan. Saya jelaskan sticker ini harganya Rp1.500/pcs. Alifa mengangguk iya. Sambil nanya, kalau blinya Rp5.000 dikasih stickernya berapa? Saya jawab 3 pcs, terus nanti dikembalian uang ini ya, saya kasih uang koin senilai Rp500. Alifa mengangguk..

Sepulang sekolah saya tanya..teh (panggilan saya untuk Alifa, dia ingin dipanggil teteh padahal belum punya adik hehe...mudah-mudahan tahun ini. Aamiin 😇)  

“gimana temannya jadi beli gak?” sambil mrngeluarkan uang dari tas nya dia bilang “iya jadi, nih uangnya jadi banyak”

Saya hitung-hitung uangnya ada Rp6.000 2 pecahan Rp2.000 dan 2 lagi pecahan Rp1.000. Sisa sticker 6 dari 12 pcs. Waaah...dia jual Rp.1000/pcs.hihi…

Rugiii..ah tak apalah, ini gak sebanding dengan keberanian dan kemauannya untuk memulai…

Terima kasih ALIFA 💞💕


















Komentar

  1. wah alhamdulillah senangnya..bener mba ibu madrasah pertama buat anak...jdi penasaran pengen ketemu alifa...salam sayang dri tante...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haii ateu....insyAllah kapan-kapan kita meet up yaah...sun nauh deh..dari Alifa 😉

      Hapus
    2. makasih banyak alifa..sayang alifa...☺

      Hapus
  2. hebat ya teteh alifa udah bisa bantu bundanya. semoga selalu sayang sama bunda ya Nak dan selalu jagain bunda.

    BalasHapus
  3. semoga menjadi anak yg sholehah ya nak alifa. amin

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Aamiin..mbk mutzzz.....semoga Allah kabulkann..��

      Hapus
  5. Alhamdulillah yaa bwrsyukur banget bisa punya anak seperti teh Alifah, sdh sholehah, baik & calon enterpreuneur nih. Sukses selalu buat umi & teteh Alifah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...alhmdulillah..salam sayang juga buat mbk ikaaa...

      Hapus
  6. Memang anak itu selalu memperhatikan orang tua, jd orang tua harus mencontohkan yg baik jika ingin anak menjadi baik.

    BalasHapus
  7. Masya allah cantik dan soleha jadi pgn kenalan hehehehe

    BalasHapus
  8. Ma syaa Allah buu.. 😊

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer