Penampilan bukan yang utama tapi....

Hallowwww...kemana aja sih...
Hari gini baru tahu nama istri Sahabat ganteng dan wangi Mus'ab bin Umair..

Oallaahh...,betapa langkanya aku mengaji perjuangan para sahabat. Dan yaa...setelah baca buku "Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim" dari Bang Salim A.Fillah, aku menemukan satu nama "Hamnah binti Jahsyi"

Dialah perempuan beruntung yang dinikahi Mus'ab bin Umair si tampan dan anggun yang dengan itu bisa memikat dan memesona banyak orang. Termasuk Hamnah binti Jahsyi sang istri.

Ketampanannya serupa dengan Rasululah. Dikisahkan ketika perang Uhud, pasukan Qurais salah kaprah telah membunuh Muhammad dan berteriak "Qad Qataltu Muhammad!" Aku telah membunuh Muhammad..Aku telah membunuh Muhammad. Padahal itu adalah Mus'ab sang pemegang panji. Dan disanalah Mus'ab syahid. Hikss...dia memang punya banyak kemiripan dengan Rasulullah..dalam banyak hal.

Mus'ab yang tampan dan wangi, yang konon parfumnya bisa dinikmati wanginya dari jarak kadza wa kadza (belum menemukan maksudnya apa.ada yang tahu?).

Kesan pertama yang didapatkan seseorang yang baru pertama bertemu dengan Mus'ab merasakan sebuah kenyamanan tiada tara. Maka dari itu, Rasulullah memilih Mus'ab sebagai duta untuk merekrut banyak orang di Yastrib (sekarang Madinah) agar bergabung bersama barisan islam.

Selanjutnya, adalah pemahamannya yang cukup luas menjadikan Mus'ab dapat diterima sebagai seseorang yang layak didengar ucapannya.

Ditambah kebaikan akhlak sebagai buah dari keimanannya. Sang istri Hamnah memiliki kenangan terindah mengenai perangai dan akhlak sang suami. Ketika mendengar Mus'ab wafat,sang istri sangat histeris dan sangat sedih. Begitu mulia akhlak Mus'ab kepada sang istri, sehingga tak dapat dilupakan sedikitpun oleh sang istri. Pun dengan para tetangganya.

Selain itu, Mus'ab pun mengajarkan kepada kita, untuk berani memulai komunikasi. Tak segan untuk meyapa duluan untuk membangun keakraban. Saya tergelitik dengan kutipan dari buku At-Tahriq ilal Qulub (Bagaimana Menyentuh Hati) karya Abbas As-Syisyi. Yang megusulkan cara-cara ekstrim dalam membuka keakraban. Misalnya sengaja menginjak kaki orang lain - lalu meminta maaf. Hihihi..ini untuk membuka komunikasi agar terjadi perbincangan yang mengarah kepada keakraban.

Mau mencoba? Silahkan...😃
Tapi ini dalam rangka kebaikan ya, jangan disalahgunakan.

Mus'ab tidak sendiri ketika dia merasa asing dengan Madinah ketika pertama kali sampai sebagai duta, tentu dia butuh seseorang yang akan membantunya. Adalah Ubadah ibn Shamit yang banyak membantunya. Persahabatn karena Allah yang saling menguatkan. Itulah yang terjadi pada Mus'ab dan Ubadah.

Jadi, penampialn Mus'ab bukanlah yang utama. Tapi menjadi poin pertama yang menjadikannya sukses sebagai Duta Islam.

Semoga ada hikmah yang bisa kita ambil dari sosok Mus'ab bin Umair.








Komentar

Postingan Populer