Part 1

Hari ini merupakan hari pernikahanku dengan seorang lelaki yang tak pernah terlintas dalam pikiranku selama aku hidup. Orang yang tidak asing sebetulnya, karena aku seringkali melihat sosoknya pada kegiatan-kegiatan dakwah dikampus. Demi Allah, tak pernah terbayangkan bahwa hari ini sosok itu adalah penggenap imanku.

Tak banyak yang hadir, dan pernikahanpun berjalan lebih sederhana. Hanya dihadiri oleh anggota keluarga terdekat saja. Ya, kami memutuskan konsep pernikahan yang tidak pada umumnya. Karena bagi kami, poin penting dari sebuah pernikahan adalah ijab qabul yang menggetarkan Ars. Setelahnya perayaan kami lewati tanpa bermewah-mewah. Kulihat beberpa kerabat datang memberikan ucapan selamat dan kalimat do'a yang berulangkali ku amini.

Bang Arham yang kini jadi suamiku juga terlihat sangat bahagia. Dia begitu antusias ketika teman-teman seperjuanganngya turut hadir. 
Begitulah..kami masih dengan karib masing-masing. Setelah mereka satu persatu pergi, entah apa yang akan kami lakukan. Aku sendiri bingung, apa dia merasakan hal yang sama?
Entahlah..

Jam sudah menunjukan pkl. 5 sore. Tak terasa rumahpun perlahan hening dari hiruk pikuk orang yang berkunjung. Satu persatu pamit dan meminggalkan rumahku bahkan perempuan dan laki-laki yang kini menjadi mertuaku mertuaku memboyong pasukan keluarhmga untuk segera beranjak. Tersisa aku, bang Arham, ayah, ibu dan beberapa orang keluarga yang membantu membereskan sisa-sisa perayaan.

Aku dan bang Arham saling memandang dalam diam.dan bingung. Hingga akupun mengajaknya untuk segera membersihkan diri dan istirahat sejenak. Aku tahu, pasti lelah seharian menemani para tamu. Begitupun aku.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer