Tentang Sebuah Nama
Nama itu adalah Dian Haryani. Nama yang disematkan oleh Ibunda bernama N.Lelah Nurlelah sesaat setelah dilahirkan pada Sabtu dini hari 14 Januari 1989 di sebuah desa kecil bagian selatan Sukabumi.
Bagiku sebuah nama adalah Do’a. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, ditemukan bahwa arti kata Dian adalah “pelita” atau alat penerangan di masa lalu dengan bahan bakar minyak.
Iya,mungkin Ibu ingin aku menjadi pelita yang menerangi kehidupan ibu yang saat itu dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Berbagai cobaan hidup harus beliau hadapi dengan tangguh. Usia beliau saat itu masih sangat belia (18 tahun). Ayah dan Ibu memutuskan untuk menikah muda, dan adalah aku hasil buah cinta ini.
Alhamdulillah...kini aku tumbuh dengan baik dan sudah menikah dengan seorang imam terbaik yang sudah Allah pilihkan untukku. Sebuah nama lain yang mengisi kehidupanku. Nama itu adalah Endi Saputra. Dia adalah Ayah dari anakku. Aku menikah pada usia 21 tahun. Saat itu masih kuliah memasuki semester 5. Saya kuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Prodi Bimbingan Konseling (BK)
Banyak yang mempertanyakan kenapa aku memilih menikah di usia muda? Bahkan kuliahpun belum selesai. Berbagai anggapan miring terutama dari para tetangga di rumah begitu tidak enak. Hamil duluanlah (naudzubillah..), inilah itulah dan komentar lainnya yang tidak enak di dengar. Hal ini berpengaruh terhadap kondisi emosi orang tua, yang sudah yakin menjadi agak ragu untuk mengizinkan saya menikah di usia muda.
Tapii...Alhamdulillah,dengan izin Allah pernikahan sayapun terlaksana dengan lancar dan syahdu pada hari Sabtu 17 Juli 2010.
Setelah menikah, saya harus siap dan berkomitmen dengan kesepakatan yang telah saya azamkan. Bahwa saya harus tetap kuliah dan lulus S1. Alhamdulillah suamipun mendukung. Saya ingin membuktikan bahwa menikah disaat kuliah bukanlah pembatas mimpi. Saya masih punya kesempatan yang sama dengan para single untuk tetap menjalani peruliahan. Diluar dugaan, justru di tempat kuliah, banyak yang mendukung dan memberi respon yang baik. Disaat teman-teman lain sibuk dengan beban kuliah, saya memutuskan menambah beban dengan urusan rumah tangga. “kamu hebat..” salah satu komentar teman saya.
Iya dan sayapun merasa bangga dan hebat, apalagi nanti ya kalau sudah punya anak pikirku, repot gak ya…
Ini sudah saya pikirkan matang-matang sebelum pernikahan itu terjadi. And Yess I’m ready for it.
Tapi..lagi-lagi, Allah memang tahu yang terbaik untuk hambanya. Kondisi saya yang terasa single walaupun sudah menikah akibat LDR (suami di Sukabumi saya di Bandung), membuat saya sedikit mengurusi urusan rumah tangga. Hanya sesekali ketika suami berkunjung. Biasanya weekend. Selebihnya saya punya waktu yang luang untuk bergulat dengan tugas-tugas kuliah. Walaupun sebetulnya sering juga melibatkan suami untuk urusan-urusan kuliah saya. Apalagi tugas-tugas yang diharuskan memakai aplikasi-aplikasi komputer dia yang paling jago. Saya agak gaptek waktu itu hehe….
Satu tahun pernikahan, Allah belum juga memberikan amanah kepada kami. Allah menguji kesabaran kami dan ikhtiar untuk menjemput amanah itu.
Memang benar setelah saya renungkan. Itulah skenario terbaik dari Allah. Mungkin inilah cara Allah menjawab anggapan orang-orang sekitar bahwa saya hamil duluan. Gak kebayang kalau saat itu saya langsung hamil, mungkin anggapan mereka akan dianggap benar.
Yess... Allah sangat tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.
Menjelang tahun kedua pernikahan kami, tepatnya hari Rabu 29 Februari 2012 sebelum subuh saya testpack dan garis dua Alhamdulillah..itu artinya saya POSITIF hamil. Allahu akbar, yang diananti-nanti akhirnya datang juga. Saat itu saya sendiri di kostan. Hari Rabu bukanlah jadwal suami berkunjung. Saya kabari via telepon. Dan langsung hari itu juga suami meluncur menuju Bandung. Dia katakan bahwa ingin memeluk dan mencium kening saya sebagai ekspresi syukurnya.
Karena daerah saya Sukabumi paling ujung jauh dari kota Sukabuminya, jadi suami saya baru sampai di Bandung siang menjelang sore sekitar pkl. 14.00 dengan menggunakan kendaraan bermotor.
Kami menangis haru saat bertemu…
Ini adalah anugerah terindah dari Allah..
Keesokan harinya, kami memeriksakan kehamilan saya ke dr.kandungan. Dan Alhamdulillah..kehamilan saya baik dan memasuki usia 7 minggu.
Selama menjalani masa kehamilan, alhamdulillah tidak mengalami mual-mual hebat. Justru saya bersemangat memperbaiki pola makan demi dede janin. Susu penunjang kehamilanpun saya minum secara rutin. Namun kadang ada rasa sedih yang menggelayut,ketika menjalani LDR dalam kondisi hamil. Tapi saya yakin bahwa saya bisa dan saya harus berjuang.
Saat menjalani masa kehamilan,perkuliahan dikelas sudah sangat jarang. Saat itu sedang Praktik lapangan (PPL). Tapi ini menjadi berat buat saya, karena saya harus mengajar ke tempat PPL yang jauh sekali jaraknya dari tempat kostan. Pergi pagi pulang sore.
Namun,sekali lagi saya sangat bersyukur memiliki teman dan guru pamong PPL yang pengertian. Alhamdulillah…
PPL terlewati dengan baik. Dan tibalah di hamil trimester ketiga saya disibukan dengan tugas akhir bernama SKRIPSI.
Menjelang kelahiran saya mudik ke rumah orang tua. SKRIPSI saya putuskan tinda dulu sampai nanti anak saya lahir.
Alhamdulillah puji syukur pada hari kamis tgl.18 Oktober 2012 Putri pertama saya lahir tepatnya pkl.22.00 dengan proses SC. Kenap SC ? saya ceritakn nanti ya InsyAllah.
Alifa Kireina Althafunnisa, itulah nama yang saya berikan kepadanya. Alifa, diambil dari bahasa arab berarti yang mempersatukan atau keramahtamahan hidup. Selain itu kata Alif -a menunjukan huruf pertama pada susunan huruf hijaiyah.
Kireina, saya ambil dari bahasa Jepang yang berarti Cantik. Althafunnisa, dari bahasa arab yang berarti perempuan yang lembut hatinya.
Jadi, kurang lebih Alifa Kireina Althafunnisa kami artikan perempuan cantik,ramah dan lembut hatinya.
Dan setelah punya anak bernama Alifa saya senang sekali menyebutkan nama diri dengan sebutan ummu Alifa (Ibunya Alifa) 😃
Aamiin..,
Dan ini adalah do’a untuk anak saya. Semoga kelak dia tumbuh menjadi anak yang cantik tidak hanya rupa tapi juga akhlak dan hatinya. Ramah sehingga orang lain senang berinteraksi dengannya. Dan lembut hatinya sehingga mudah menerima nasihat.
Begitulah bagiku nama adalah sebuah do’a.
Setelah Alifa berusia 6 bulan (sudah MPASI) saya fokus untuk menyelesaikan SKRIPSI yang tertunda.
Alhamdulillah walaupun agak lama,akhirnya saya lulus juga.
Setelah lulus saya, mengajar di sebuah SMP swasta di kampung halaman. Namun, setelah anak memasuki sekolah TK saya pituskan untuk berhenti mengajar. Dan fokus mengurusi urusan rumah tangga. Sambil sedikit-sedikit mengisi kegiatan drumah dengan jualan online serta offline.
Selain itu,saya ingin terus bisa belajar dan belajar. Maka dari itu, saya ikuti kelas online dibidabg tertentu. Salah satunya kelas blogging ini. Saya seperti menyalurkan hobi menulis saya. Karena selain membaca saya juga senang sekali dengan dunia tulis menulis. Walaupun tulisan saya acak-acakan dan tidak bagus untuk diterbitkan hehe….
Alhamdulillah bermanfaat sekali.
Terima kasih..
Teman kuliahku yang sama-sama nikah sambil kuliah, tosssss dulu ahh.
BalasHapusYeyeyee..tosss ahh...
BalasHapusHebat bisa memutuskan nikah muda, dan masih meneruskan kuliah. Kalau aku sih mungkin udah kerepotan ya.
BalasHapuswah dian artinya pelita..aku baru tahu mba...ngomong2 nama..aku juga suka cari arti nama aku..trus seneng banget klo tahu artinya dei berbagai bahasa...(ko curhat ya hehe)
BalasHapusJadi mengharu biru mom yg hebat hiks hikss aq nikah sambil kuliah aja ngendog alias mandet
BalasHapuswah ikutan tos boleh ga mba..hehehhe, qta sama nikah pada saat kuliah, tapi perjuangan dirimu lebih keren...hehehe.
BalasHapuswow salut ya sama ummu alifa menikah muda. ada cerita tersendiri ya sdh menikah masih kuliah. malahan hamil pas kuliah itu pengalaman yang jarang ada bgt. aku aja dulu takut banget waktu mau nikah. kebayangnya nikah itu serem bgt. hehehe..
BalasHapusMenikah muda dan hamil pas masi kuliah. Subhanallah hebat ngatur waktunya mba...
BalasHapusHebat bgt mbak.. jd inget sy kuliah dan hamil...
BalasHapus